Artikel lain:
Istilah pseudoreplication atau pseudoreplikasi atau ulangan semu diciptakan oleh Hurlbert (1984) untuk merujuk pada "the use of inferential statistics to test for treatment effects with data from experiments where either treatments are not replicated (though samples may be) or replicates are not statistically independent" atau secara singkatnya perlakuan yang kita gunakan tidak diulang secara independen. Oleh karenanya ulangan yang kita gunakan dalam perlakuan tidak benar-benar merupakan sebuah ulangan. Dalam makalah tersebut, Hurlbert menjelaskan mengenai ecological field experiments, akan tetapi pseudoreplication sangat dapat terjadi dalam bidang yang lain.
Untuk dapat memahami mengenai psudoreplikasi, mari kita lihat contoh kasus berikut dan gambar berikut:
Misalkan Anda ingin mengetahui pengaruh dosis pupuk urea terhadap tinggi tanaman. Dosis urea yang Anda gunakan adalah 50, 100, dan 150 kg ha–1. Selanjutnya Anda membagi lahan menjadi 3 petak besar untuk masing-masing perlakuan seperti pada gambar.
Tiap petak, Anda mengambil 5 tanaman untuk dijadikan ulangan. Pengambilan sampel tanaman semacam ini tidak dapat dianggap ulangan, melainkan sebuah pseudoreplikasi. Rancangan semacam ini merupakan kesalahan yang fatal karena seharusnya Anda dapat membuat atau membagi beberapa petak lain sebagai ulangan. Alasan bahwa petak tersebut luas, tidak bisa dijadikan pembenaran dalam rancangan tersebut, karena dalam statistik memerlukan ulangan yang independent.
Akan tetapi pada beberapa kasus yang sulit atau tidak memungkinkan memperoleh ulangan independen, kita dapat menggunakan pseudoreplikasi. Contoh dimana pseudoreplikasi bisa diterima adalah Anda ingin mengetahui perbedaan kandungan C-organik tanah pada hutan primer dan sekunder. Anda kemudian melakukan penelitian pada satu lokasi di hutan primer dan satu lokasi di hutan sekunder. Sebanyak apapun sampel yang Anda ambil, sampel tersebut merupakan pseudoreplikasi karena hanya diambil pada satu hutan primer atau sekunder saja. Agar tidak menjadi pseudoreplikasi, Anda harus mencari hutan primer dan sekunder lain untuk dijadikan lokasi penelitian. Akan tetapi mencari hutan primer dan sekunder lain yang memiliki karakteristik sama atau mirip akan sangat susah, oleh karenanya pseudoreplikasi pada kondisi yang tidak memungkinkan, masih bisa diterima dan valid.
Contoh lain yang lebih ekstrim lagi, misalnya kita ingin mengetahui perbedaan kualitas tanah bumi dan mars. Karena hanya ada satu bumi dan satu mars, maka kita tidak mungkin memperoleh ulangan yang lain. Sehingga berapapun sample yang diambil di bumi atau mars, hal itu masih dianggap pseudoreplikasi. Akan tetapi pseudoreplikasi tersebut dapat diterima karena tidak memungkinkan pengambilan dari planet lain yang memiliki karakter sama dengan bumi atau mars.
Mari kita melihat berbagai contoh layout rancangan percobaan berikut agar memudahkan kita memahami pseudoreplikasi.
Dalam melakukan uji ANOVA, penggunaan replikasi ditujukan untuk mengukur varians. Peneliti menentukan seberapa banyak variabel yang dapat dikaitkan dengan pengaruh perlakuan (variabel independen). Apabila proporsi substansial dari total varians dalam suatu variabel dapat dijelaskan akibat dari perlakuan, dapat disimpulkan bahwa pengaruh perlakuan secara statistik signifikan. Analisis ragam ini mengasumsikan bahwa sumber ragam yang tidak terkontrol (seperti perbedaan dalam irigasi, kualitas tanah, dan sebagainya) didistribusikan secara acak, sehingga semua perlakuan memiliki kemungkinan yang sama untuk dapat dipengaruhi oleh sumber ragam yang tidak diketahui dan tidak terkontrol.
Oleh karenanya Anda harus meneliti secara kritis percobaan dan mempertimbangkan sumber varian yang tidak diketahui dan atau tidak terkontrol. Untuk menangani sumber varian yang tidak diketahui dan tidak terkontrol, Anda perlu menerapkan ulangan secara acak lengkap (atau secara acak kelompok) ke lahan penelitian, rumah kaca, laboratorium, atau growth chamber. Dengan cara ini, sumber varians mana pun yang tidak diketahui akan memiliki tingkat pengaruh yang rendah untuk dapat mempengaruhi satu perlakuan.
Selanjutnya Pseudoreplikasi bagian 2
Hurlbert, Stuart H. 1984. "Pseudoreplication and the design of ecological field experiments." Ecological Monographs 54 (2): 187-211.
Kautsar, V. dan Faizah, K. 2021. Agrostatistika: Pengolahan Data dengan SPSS. INSTIPER Press, Yogyakarta