Artikel lain:
Type I error (false positive) adalah kesalahan yang dibuat oleh peneliti karena menolak hipotesis nol (H0), padahal hipotesis nol itu benar. Sedangkan type II error (false negative) adalah kesalahan yang dibuat oleh peneliti karena menolak hipotesis alternatif (Ha), padahal hipotesis alternatif itu benar. Untuk lebih mudahnya mari kita lihat tabel hubungan antara hipotesis nol (H0) dan keputusan yang diambil.
Hipotesis nol (H0): “Pelaku tidak bersalah”
Hasil positif yang benar terjadi ketika menghukum orang yang bersalah.
Kesalahan tipe I terjadi ketika menghukum orang yang tidak bersalah.
Hasil negatif yang benar terjadi ketika membiarkan orang yang tidak bersalah bebas.
Kesalahan tipe II terjadi ketika membiarkan orang yang bersalah bebas.
Contoh dalam bidang pertanian:
Anda meneliti pengaruh konsentrasi pestisida terhadap serapan nitrogen (N) tanaman padi.
Hipotesis nol (H0): “penambahan pestisida tidak meningkatkan serapan N tanaman”.
Kesalahan tipe I terjadi ketika menemukan pengaruh penambahan pestisida terhadap serapan N tanaman.
Seharusnya hipotesis H0 benar, karena tidak ada pengaruh pestisida terhadap serapan N tanaman, tetapi karena data eksperimen yang buruk, adanya hasil yang ekstrim atau faktor kesalahan dalam penelitian lainnya, maka H0 harus ditolak.
2. Kesalahan Tipe II (Error type II)
Anda meneliti pengaruh dosis urea terhadap serapan nitrogen (N) tanaman padi.
Hipotesis nol (H0): “penambahan urea tidak meningkatkan serapan N tanaman”
Kesalahan tipe II terjadi ketika Anda tidak berhasil menemukan pengaruh penambahan urea terhadap serapan N tanaman.
Seharusnya hipotesis nol salah, karena seharusnya ada pengaruh serapan N tanaman dengan penambahan urea, tetapi data dari percobaan yang Anda peroleh tidak mampu membuktikan bahwa H0 salah. Oleh karenanya Anda harus menerima H0 tersebut.
Secara singkat dapat kita simpulkan bahwa kesalahan tipe I dilakukan apabila kita menolak hipotesis nol (H0), dimana H0 tersebut seharusnya diterima. Sebaliknya kesalahan tipe II adalah menerima hipotesis nol (H0), dimana H0 tersebut seharusnya ditolak.
Sebagai peneliti kita hanya memiliki kontrol penuh dan langsung atas kesalahan tipe I, yang dapat ditentukan oleh peneliti sebelum penelitian dimulai. Penentuan ini dikenal sebagai "alfa (α)" dan kesepakatan dalam literatur ilmiah adalah menggunakan tingkat alfa pada 0,05, 0.01 dan 0.001 atau tingkat kepercayaan 95%, 99% dan 99.9%. Sementara itu , kesalahan tipe II terkait dengan sejumlah faktor lain yang kita tidak memiliki kontrol. Sehingga tidak ada cara langsung untuk menilai atau mengendalikan kesalahan tipe II. Meskipun demikian, keduanya sama pentingnya.
Dua jenis kesalahan ini merupakan hal yang harus dihindari oleh setiap peneliti. Kesalahan tipe II merupakan kesalahan yang cukup sering dilakukan dan ditemui, akan tetapi kesalahan ini tidak terlalu fatal. Sebaliknya kesalahan tipe I meskipun sangat sedikit kasusnya, tetapi merupakan sebuah kesalahan paling fatal. Cara untuk mengurangi kesalahan tipe I dan II, adalah dengan memperbanyak jumlah ulangan dan hanya mengambil sampel yang representative (mewakili).
Kautsar, V. dan Faizah, K. 2021. Agrostatistika: Pengolahan Data dengan SPSS. INSTIPER Press, Yogyakarta