Artikel lain:
Haruskah menggunakan referensi dari beberapa tahun terakhir?
Dalam setiap jurnal yang terbit, ada peran reviewer di belakang layar.
Jurnal yang memiliki alur penerbitan yang benar, akan memiliki sistem review yang baik. Berikut ini adalah beberapa catatan dari saya, seorang reviewer jurnal pemula dalam menilai sebuah jurnal dan memberikan komentar. Saya mengurutkan dari yang paling penting hingga kurang penting.
1. Data dan Analisis statistik
Saya paling suka melakukan pengecekan data dan analisis statistik yang digunakan. Salah satu penyebabnya mungkin karena saya sering menemukan kesalahan data atau statistik pada jurnal, baik jurnal nasional hingga jurnal internasional sekelas Q1. Saat saya belajar di Yamagata University, baik mahasiswa dan Professor mengadakan seminar jurnal mingguan. Kalau bukan giliran presentasi sebuah jurnal, kami diminta mencari pertanyaan. Salah satu pertanyaan yang umum ditanyakan adalah mengenai data. Hal ini menjadi sebuah budaya yang baik, karena setiap kali membaca jurnal, pasti saya akan melakukan pengecekan data. Kemampuan ini semakin teruji karena Professor saya sangat peduli terhadap kebenaran dan konsistensi data. Salah satu yang masih saya ingat adalah pada presentasi jurnal terakhir saat studi S3. Saya menjelaskan mengenai salah satu jurnal Q1, dan saya menunjukkan beberapa kesalahan, bahkan mengurai sumber data sehingga ada kesalahan perhitungan yang digunakan. Beberapa waktu setelah presentasi, Professor mengatakan bahwa presentasi saya sangat bagus karena berhasil menjelaskan secara detail dan menunjukkan beberapa kesalahan. Beliau juga mengatakan bahwa meskipun penulis jurnal tersebut beberapa Professor dari beberapa negara, tetapi kesalahan tetap ada. Oleh karena itulah tugas reviewer menjadi sangat penting, untuk memastikan data tersaji dengan benar.
Yang biasanya saya cek adalah:
Apakah data tersebut nilainya masuk akal?
Apakah konsisten antara tulisan dengan data di tabel atau gambar?
Apakah perhitungannya benar? Apabila dimungkinkan untuk saya cek ulang, pasti akan saya cek.
Apakah analisis statistik dan notasinya tepat?
Saya sendiri melakukan pengecekan data, dengan tujuan agar nantinya penulis semakin percaya diri dengan data yang ditampilkan pada jurnal. Karena apabila data tidak dicek, kemudian ada kesalahan hingga jurnal terbit, maka kesalahan tersebut akan dibaca orang lain, dan akan menjadi uneg-uneg penyesalan penulis karena kekurang hati-hatian.
2. Gambar dan Tabel
Pembaca umumnya akan melihat data, baik dalam bentuk gambar atau tabel sebelum membaca keseluruhan jurnal. Sehingga gambar dan tabel harus jelas, dapat dibaca dan dipahami. Keterangan diberikan secara jelas.
3. Susunan kalimat dan alur cerita (story line)
Umumnya saya membaca Pendahuluan, Metodologi, Results, Discussion, dan Conclusion secara pelan-pelan dan memahami kalimatnya. Apakah kalimat tersebut mudah dipahami, sesuai data, dan menjelaskan dengan baik atau tidak.
Termasuk apakah kalimat tersebut ambigu atau tidak. Tiap kalimat harus ditulis jelas, sehingga tidak ada kemungkinan pembaca salah dalam menafsirkan kalimat.
Contoh kalimat yang ambigu, “nilai kemasaman tanah (pH) umumnya diukur berdasarkan kandungan H+” Kalimat tersebut ambigu, karena akan ada penafsiran dari pembaca yang mengira bahwa pH bisa diukur selain melalui kandungan H+.
Selain itu, antar kalimat harus memiliki logika dan story line yang halus.
4. Metodologi
Metodologi harus ditulis jelas, tanpa ada yang disembunyikan. Sehingga saya atau pembaca yang tidak terlalu mendalami bidang tersebut, dapat memahami teknis penelitian atau bahkan meniru metodologi yang digunakan.
Kesalahan yang sering dilakukan adalah:
Penjelasan metodologi tidak cukup detail
Beberapa penulis, utamanya dari Indonesia masih menyebutkan nama alat dan bahan. Padahal metodologi harus dijelaskan dalam bentuk proses atau langkah kerja dalam kalimat yang jelas.
Tidak ada informasi tambahan terkait penggunaan alat dan bahan yang digunakan. Misalnya hanya disebutkan “analisis NH4+ menggunakan spektrofotometer”. Padahal seharusnya ditulis seri alat, pembuat dan negara pembuat. Sehingga seharusnya ditulis “analisis NH4+ menggunakan spektrofotometer Hitachi U-2900 (Hitachi High-Tech Science Corporation, Tokyo, Jepang)”.
5. Abstrak.
Abstrak harus ditulis sangat padat dan jelas, bukan hanya mengulang apa yang di Pendahuluan, Metodologi, dan Kesimpulan. Abstrak merupakan hal yang sering dianggap sepele, padahal pembaca umumnya tidak memiliki banyak waktu. Sehingga pembaca biasanya hanya membaca abstrak sebelum memutuskan apakah akan membaca lebih detail jurnal tersebut atau tidak. Kesalahan umum yang dilakukan penulis adalah terlalu panjang dalam memberikan pengantar dan metodologi, sehingga hasil penelitian dan kesimpulan yang menarik tidak memiliki ruang yang cukup.
6. Literatur yang digunakan
Beberapa kesalahan yang sering adalah
Menggunakan literatur yang asal. Misal menyebutkan sebuah hasil penelitian dari satu jurnal, yang ternyata setelah jurnalnya dibaca, tidak ada informasi seperti yang disampaikan.
Menyisipkan daftar pustaka, tanpa menyebutkan di naskah. Atau bahkan sebaliknya, menuliskan di naskah, tetapi tidak tercantum pada daftar pustaka.
Menggunakan sumber yang tidak jelas. Ini biasanya dilakukan oleh peneliti yang memasukkan ke jurnal nasional. Dan kesalahan ini biasanya dilakukan oleh penulis yang kurang memahami kualitas sumber, atau oleh penulis pemula yang baru belajar menulis ilmiah. Atau bahkan ditulis oleh mahasiswa, tanpa ada koreksi dari dosennya.
Metadata Mendeley atau Zotero yang masih berantakan. Beberapa jurnal mengharuskan penulis menggunakan software Mendeley atau Zotero pada daftar pustakanya. Padahal belum tentu metadata suatu paper sesuai dengan isinya. Kesalahan ini menjadi fatal, karena penulis tidak tidak melakukan pengecekan ulang terkait metadata.
Diantara berbagai kesalahan, yang paling penting adalah pada point pertama. Terkadang karena penjelasan yang baik, kita juga tertarik membaca jurnal yang disitasi. Dan dari sana, beberapa kali saya menemukan bahwa jurnal yang dimaksud tidak menjelaskan hal tersebut.
7. Kode perlakuan
Terkadang perlakuan yang digunakan terlalu panjang, sehingga untuk mempermudah dan mempersingkat, penulis menggunakan kode.
Oleh karena itu, maka perlu diperhatikan:
Konsistensi penulisan kode perlakuan
Keterangan kode, apabila kode tersebut digunakan pada tabel atau gambar
8. Penulisan satuan sesuai standard internasional dan konsistensi penulisan
Satuan harus ditulis berdasarkan standar internasional. Akan tetapi kenyataannya masih ada yang salah dalam menuliskan atau menggunakan simbol yang tidak tepat. Hal ini juga berkaitan dengan konsistensi yang digunakan.
Berikut adalah yang paling sering:
Kisaran (range), menggunakan en dash (–), bukan minus (-).
Contoh yang salah 20-25 km. Seharusnya 20–25 km.
Persentase. Ditulis tanpa spasi dan selalu mengikuti angka (ditulis ulang).
Contoh yang salah 25 %. Seharusnya 25%
Contoh yang salah 20–25%. Seharusnya 20%–25%
Derajat celcius, menggunakan simbol derajat, bukan huruf “o” atau angka “0” yang dibuat superscript. Penulisan derajat boleh digabung atau dipisah dengan angka, tetapi harus konsisten.
Contoh yang salah 30oC atau 300C. Seharusnya 30°C.
Penulisan per untuk satuan
Contoh yang salah 150 mg/kg. Seharusnya 150 mg kg-1.
Penulisan satuan yang tidak standar
Contoh yang salah, misal dalam penyebutan gram, ditulis 5 gr. Seharusnya 5 g.
Persamaan
Sebaiknya dituliskan menggunakan equation, bukan dibuat secara manual.
Rumus kimia
Contoh yang salah, NH4+. Seharusnya NH4+.
9. Kesalahan ketik
Merupakan permasalahan minor dan seringkali saya lewati apabila tidak terlalu penting. Soalnya sebagian besar jurnal atau penerbit memiliki tim proofreading sendiri, sehingga sebenarnya tidak memerlukan reviewer untuk memeriksa kesalahan ketik.